Potensi sosial budaya di Desa
Mengesta yang paling menarik dan dijadikan percontohan tentang kerukunan umat
beragama adalah adanya 3 agama yang hidup berdampingan satu sama lain yaitu
agama Hindu, Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Hal ini terjadi di Dusun
Piling Desa Mengesta, dari total 800 jiwa jumlah
penduduk terdapat 90 orang yang menganut agama Kristen protestan, diikuti 60
orang yang menganut agama Kristen Katolik, dan sisanya mayoritas memeluk agama
Hindu. Hadirnya agama Kristen Protestan di Desa Mengesta sudah dimulai sejak
tahun 1938 disusul kemudian tahun 1976 hadirnya agama Kristen Katolik. Pemeluk
agama Kristen dan Katolik ini sebagian besar hidup
di Banjar Piling dan merupakan warga asli Desa Mengesta. Mereka menjadi pemeluk agama Kristen dan
Katolik sudah hampir 4 generasi. Kerukunan beragama di Desa tersebut sangat
kental terasa dimana jika ada
upacara kematian warga, tanpa melihat unsur agama warga diwajibkan secara
bergiliran dalam sebuah kelompok yang disebut “Tempekan” untuk bekerja membuat
lubang kuburan untuk warga yang meninggal dan melakukan proses “Megebag” yaitu
berjaga malam dirumah warga yang meninggal. Kerukunan antar umat tersebut tidak
hanya terlihat dalam proses kematian saja namun toleransi dalam kegiatan sosial
budaya lainnya.
Cek Juga Video Di Channel Youtube kami : https://www.youtube.com/channel/UCSF-kzGO1jcX5KWg_76IclA
Cek Juga Video Di Channel Youtube kami : https://www.youtube.com/channel/UCSF-kzGO1jcX5KWg_76IclA
EmoticonEmoticon